Tangerang, 2025 — Minggu sore di Minimal Kopi, Pamulang jadi saksi terakhir perjalanan Soundwich, proyek musik kolektif dari Tangerang Raya. Meski hujan sempat turun deras, ratusan orang tetap bertahan. Begitu langit cerah, area kafe langsung berubah jadi lautan kepala, diiringi dentuman bass dan suara gitar yang menggema.
Tiga nama utama jadi pusat perhatian malam itu: The Jems, Santasantap, dan Azel, dengan penampilan spesial dari Timur dan Dongker—band punk asal Bandung yang sukses menyalakan semangat crowd hingga moshpit terasa hidup lagi. Panggung pun ditutup dengan set elektronik dari Bintaro Bawah Tanah x Saos Media, menutup suasana dengan klimaks yang intens.
Lebih dari sekadar konser, malam itu terasa seperti selebrasi budaya musik Tangerang. Soundwich jadi ruang bebas tempat berbagai genre bertemu: dari hardcore, reggae, pop-punk, hingga dream-pop. Semua berpadu dalam semangat kebersamaan dan keberanian berekspresi.
The Jems tampil bertenaga, membawa karakter keras khas jalanan Tangerang. Azel menghadirkan sisi emosional lewat lagu “Imprisoned” yang hangat dan sinematik. Sementara Santasantap menutup dengan irama reggae lembut yang jadi penenang setelah ledakan energi sebelumnya.
Showcase ini sekaligus menandai akhir perjalanan panjang Soundwich yang dimulai sejak Juni 2025. Meski panggungnya ditutup, proyek ini akan berlanjut ke rekaman album kompilasi, berisi 12 musisi terpilih dalam format live session eksklusif.
Soundwich bukan cuma proyek musik. Ia adalah gerakan kolektif — menghubungkan kota, komunitas, dan semangat muda lewat suara. Dan meski acara berakhir, gema musiknya akan terus hidup di hati pendengarnya.
Ikuti terus perjalanan Soundwich di:
Instagram: @soundwich.wav
